Selasa, 23 Desember 2008

HIV/AIDS


Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari. Bagaimana itu?

Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan kasus HIV/AIDS.

Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.

HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :

  • Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
  • Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
  • Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

Penularan

HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.

Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

  1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
  2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
  3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
  4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
  5. Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :

  1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
  2. Dermatitis generalisata yang gatal
  3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
  4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

  1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
  2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
  3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
  4. Bayi yang ibunya positif HIV

HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.

Selasa, 16 Desember 2008

profil tulungagung

Kabupaten Tulungagung
Lambang Kabupaten Tulungagung
Peta lokasi Kabupaten TulungagungKoordinat : 111,43°-112,07° BT dan 7,51°-8,08° LS
Motto: Bersinar (Bersih, Indah, dan Menarik)
Provinsi
Jawa Timur
Ibu kota
Tulungagung
Luas
1.055,65 km²
Penduduk

· Jumlah
970.429 (2005)
· Kepadatan
1.522 jiwa/km²
Pembagian administratif

· Kecamatan
19
· Desa/kelurahan
271
Dasar hukum
-
Tanggal
-
Hari jadi
{{{hari jadi}}}
Bupati
Ir. Heru Tjahjono, M.M.
Kode area telepon
0355
APBD
{{{apbd}}}
DAU
Rp. -
Suku bangsa
{{{suku bangsa}}}
Bahasa
{{{bahasa}}}
Agama
{{{agama}}}
Flora resmi
{{{flora}}}
Fauna resmi
{{{fauna}}}
Zona waktu
{{{zona waktu}}}
Bandar udara
{{{bandar udara}}}
Situs web resmi: http://www.tulungagung.go.id
Daftar isi[sembunyikan]
1 Etimologi
2 Sejarah
3 Geografi
4 Pemerintahan
5 Industri
6 Pariwisata
6.1 Wisata Alam
6.2 Wisata Budaya
6.3 Wisata Kuliner
7 Figur publik
8 Pranala luar
//

[sunting] Etimologi
Awalnya, Tulungagung hanya merupakan daerah kecil yang terletak di sekitar tempat yang saat ini merupakan pusat kota (alun-alun). Tempat tersebut dinamakan Tulungagung karena merupakan sumber air yang besar - dalam bahasa Kawi, tulung berarti mata air, dan agung berarti besar -. Daerah yang lebih luas disebut Ngrowo. Nama Ngrowo masih dipakai sampai sekitar awal abad XX, ketika terjadi perpindahan pusat ibu kota dari Kalangbret ke Tulungagung.

[sunting] Sejarah
Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.
Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangunArca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta JnyanawidiTelah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agamaLaksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda(Pupuh LXIX, Bait 1)
Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri RajapatniPendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnyaRencananya telah disetujui oleh sang menteri demung BojaWisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun(Pupuh LXIX, Bait 2)
Makam rani: Kamal Padak, Segala, SimpingSri Ranggapura serta candi Budi KuncirBangunan baru PrajnyaparamitapuriDi Bayalangu yang baru saja dibangun(Pupuh LXXIV, Bait 1)

[sunting] Geografi
Kabupaten Tulungagung terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulungagung secara administratif adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Kediri
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Timur : Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek
Secara topografik, Tulungagung terletak pada ketinggian 85 m di atas permukaan laut (dpl). Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis-Liman. Bagian tengah adalah dataran rendah, sedangkan bagian selatan adalah pegunungan yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Kidul. Di sebelah barat laut Tulungagung, tepatnya di Kecamatan Sendang, terdapat Gunung Wilis sebagai titik tertinggi di Kabupaten Tulungagung yang memiliki ketinggian 2552 m. Di tengah Kota Tulungagung, terdapat Kali Ngrowo yang merupakan anak Kali Brantas dan seolah membagi Kota Tulungagung menjadi dua bagian: utara dan selatan.

[sunting] Pemerintahan
Kabupaten Tulungagung beribukota di Kecamatan Tulungagung, yang terletak tepat di tengah Tulungagung. Kabupaten Tulungagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. 19 kecamatan tersebut adalah:
Bandung
Besuki
Boyolangu
Campurdarat
Gondang
Kalidawir
Karangrejo
Kauman
Kedungwaru
Ngantru
Ngunut
Pagerwojo
Pakel
Pucanglaban
Rejotangan
Sendang
Sumbergempol
Tanggunggunung
Tulungagung.
Saat ini Tulungagung berada di bawah tapuk kepemimpinan Heru Tjahjono dan wakilnya Mohammad Athiyah sejak tahun 2003.

[sunting] Industri
Tulungagung terkenal sebagai salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang bersumber di bagian selatan Tulungagung. Tulungagung juga termasuk salah satu pusat industri marmer di Indonesia, dan terpusat di selatan Tulungagung, terutama di Kecamatan Campurdarat, yang di dalamnya banyak terdapat perajin marmer.
Selain industri marmer, di Tulungagung juga tumbuh dan berkembang berbagai industri kecil dan menengah yang kebanyakan memproduksi alat-alat/perkakas rumah tangga dengan batik dan konveksinya. Di Kecamatan Ngunut terdapat industri peralatan TNI seperti tas ransel, sabuk, juga makanan ringan seperti kacang atom.

[sunting] Pariwisata

[sunting] Wisata Alam
Sebenarnya, Tulungagung memiliki banyak potensi pariwisata yang bisa diandalkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Sayangnya, masih banyak potensi pariwisata yang belum digarap secara baik oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Meski demikian, industri pariwisata di Tulungagung cukup berkembang dengan objek wisata andalan Pantai Popoh yang terletak di Kecamatan Besuki.
Tulungagung diuntungkan dengan letak geografis yang berada di tepi Samudera Hindia, sehingga memiliki banyak pantai yang menarik untuk dikunjungi selain Pantai Popoh, di antaranya Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Sine, Pantai Molang, Pantai Klatak, Pantai Gerangan, dan Pantai Dlodo.
Selain objek wisata pantai, Tulungagung juga memiliki objek wisata alam lain, di antaranya Air Terjun Lawean di Kecamatan Sendang, Coban Alam di Kecamatan Campurdarat, Gua Selomangleng di Kecamatan Boyolangu, serta Gua Pasir di Kecamatan Sumbergempol. Di utara Tulungagung, objek wisata alam yang terkenal adalah Pesanggarahan Argo Wilis, Perkebunan Teh Penampean, serta Bendungan Wonorejo.

[sunting] Wisata Budaya
Tulungagung memiliki beberapa kesenian khas yang bisa dijadikan magnet untuk mengangkat pariwisata Tulungagung, di antaranya:
Jaranan sentherewe
Reog tulungagungan
Tiban
Jedor
Kentrung
Manten kucing
Kesenian jaranan dan reog tulungagungan bahkan mendapat dukungan yang luas dari mayoritas masyarakat Tulungagung untuk maju dan berkembang.

[sunting] Wisata Kuliner
Tulungagung memiliki jajanan khas, yaitu:
Nasi lodho
Nasi pecel tulungagung
Sompil
Lopis
Cenil
Gethuk
Srondeng, parutan kelapa goreng terkadang dicampur daging sapi
Jenang sabun
Geti
Kopi Cethe, ampas kopi yang dijadikan bahan pengoles di kertas rokok

Selasa, 11 November 2008

Historis Of Veriez




Veriez berawal dari kata "Ve" nama Venon Irene Kurnia Dewi, "Riez" berawal dari nama Rizal Meidika Hafisha.



Semua berawal dari 2 orang insan yang tidak saling mengenal,2 insan ini bernama Rizal Meidika Hafisha dan Venoncia Irrene Kurnia Dewi. Pertama 2 insan ini belum saling mengenal,namun Rizal telah mengetahui siapa Venon. Ibu dari Rizal sudah mengenal baik ibu dari Venon. Ibu Rizal kerap crita pada Rizal, tentang Venon maupun orang tua dari Venon. Rizal selalu ingin kenal dengan sosok Venon, karena Rizal sangat penasaran dengan Venon, ibu rizal crita,Venon adalah sosok yang menarik. Tapi Rizal sangatlah malu.


Dan akhirnya waktu juga yang menjawab. 2 orang insan ini Study Tour ke pulau Bali, 2 insan itu duduk dalam 1 bus yang sama. Rizal pun memulai mencari kesempatan untuk bisa lebih kenal dengan sosk berparas manis dan imoet Venoncia Irrene Kurnia dewi.
kemudia Rizal mulai berlagak SKSD bahasa gaulnya alias sok knal sok deket.
hohohohohohohoho. . . . . .
dan kemudian waktu kembali lagi memihak pada Rizal,di Tanah Lot di pulau Bali, Rizal dengan sengaja meminta foto bersama Venon,itu adalah kenangan terindah Rizal di pulau Dewata.